Sejatinya, Jum'at Agung Menyoal Peringatan Tentang Hari Pembebasan Manusia Dari Belenggu Ketidakadilan.
Sejatinya, Jum'at agung Menyoal Peringatan Tentang Hari Pembebasan Manusia Dari Belenggu Ketidakadilan.
KOCU-Kalau mendengar kata “Paskah”, pikiran kita langsung terporos pada hari raya Umat Kristen. sebagai mana mestinya, hari paskah adalah sejarah bagi umat nasrani. Hari wafat dan kebangkitan yesus saat disalibkan.
Kalau mendengar kata paskah, hal yang paling lazim dilakukan umat kristen adalah diadakan perayaan lomba, seperti; menghias dan mencari telur, tak tertinggal, menghidangkan makanan yang lezat-lezat.
Penulis berasumsi, dan sangat mengira-ngira. Rasanya,  wafat nya yesus Sang Agung di kayu salib harus diperingati sedemikian meriah, karena ini momok menakutkan bagi umat kristen. Tentu, dalam konteks pembebasan manusia dari belenggu penindasan dan ketidakadilan pemerintahan kala itu. Sang juru s'lamat membawa umatnya pada cara hidup baru, hidup yang penuh kasih. Ia mengasihi mereka yang terpinggirkan, orang-orang kecil yang tidak mendapat tempat di mata masyarakat.
Sedikit Meminjam ayat Injil Yohannes. Suatu ketika Yesus berhadapan dengan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang hendak menghukum seorang perempuan pelacur.
Mereka ingin merajam perempuan itu. Yesus kemudian berkata, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa hendaklah ia yang pertama melemparkan batu.” Pada akhirnya, Yesus membiarkan perempuan itu pergi tanpa tergores sedikit pun sembari berpesan, “Jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
serupa teladan Yesus akan keberpihakannya pada orang lemah, miskin dan di pinggirkan di masyarakat kendatinya.
Namun, sayang sekali jika paskah hanya menjadi momen orang berpesta dan berlomba penuh kemewahan. Menghabiskan uang untuk dekorasi gemerlap, berlomba untuk mencari siapa yang menang.
Perayaan paskah jadi mengesampingkan substansi perjalanan hidup Sang Agung. ( sang jurus slamat)
Melihat keadaan obyektif hari ini, ketidakadilan masih menjamur. Kalau kita kesinambungkan dalam sejarah pemerintahan pilatus. perampasan hak kepada rakyat, pemukul semau-mau oleh terpinggirkan lho.
kalau dulu pemerintah pilatus dan para (prajurit) menindas rakyat dan melakukan penghakiman terhadap yesus karena di anggap membela kaum miskin yang terpinggirkan. kita menyadari, dan penulis dalam keadaan sadar, apa yang hari ini terjadi,  Sejatinya tidak terlepas dari sejarah. Walapun, Naluri nya sudah terhegemoni ( terangka sistem) oleh dunia moderenisasi dan dibutakan teknologi.
Hari ini, Kasus pelanggaran hak asasi manusia, perampasan lahan berujung pemukulan, diskriminasi, rasial golongan.hingga, gaya perbudakan modern yang dilakukan oleh kerangka sistem organisasi.
mungkin, tidak perlu di sebutkan Berapa banyak kasus yang tertanam di tubuh mereka sampai hari ini,  yang jelas, terus memekar, penulis yakin,  dari sekian banyak persoalan,  mampu mengantar kita "yang miskin" kepada kesadaran sesungguhnya. Dengan catatan. "Rally the masses to fight".
Meningkatnya kemiskinan dan kelaparan menandakan perjuangan-Nya makin dikesampingkan. Pejuang-pejuang HAM yang berbuat. seperti-Nya menjadi minoritas. kalah jumlah dibandingkan para pejuang gadungan yang memanfaatkan ajaran-Nya untuk kepentingan pribadi 'kekayaan'.
Perjuangan Sang Agung saat wafat. harus dilanjutkan dengan semangat sebesar setelah perayaan paskah, Bukankah sepanjang hidup-Nya ia telah berkorban untuk pembebasan manusia dari belenggu kemiskinan, kelaparan, ketidakadilan, bahkan sampai berkorban jiwa dan raga?
Bila perayaan paskah telah menjadi candu, harusnya,hal serupa dapat di kesinambungkan dalam konteks candu. Mampu terus bekerja menyadarkan dan membebaskan manusia dari penindasan watak golongan. Salam paskah, salam pembebasan 🙂***
  
Comments
Post a Comment