Di bawah langit biru yang kelam! 
Kusampaikan pamflet masa darurat
Sebagai pesan peringatan untuk kalian
Yang mendaku sebagai bagian dari rakyat! 
Hooiiii! Dasar keparat! 
Jangan kalian lupa, mengapa kalian ada di dalam sana! 
Beribu, bahkan berjuta masyarakat nusantara menggantungkan nasib di atas mobil merci keluaran baru yang kalian kendarai, jam tangan serta perhiasan  mewah yang kalian pakai, parfum impor yang kalian semprotkan pada baju berbahan sutra yang kalian kenakan! 
Para petani di ribuan desa dan pinggir kota menitipkan nasib, pada setiap makanan-makanan mahal, yang membuat perut kalian buncit, membuat gampang terserang penyakit dan membuat kalian memberikan pestisida serta pupuk-pupuk kimia impor kepada mereka.
Para buruh disetiap pabrik, menitipkan nasib, kepada setiap undang-undang dan kebijakan, yang membuat kalian memberikan mereka mimpi buruk tentang phk sepihak, outsorching, union busting, upah murah, dan terus memperbudak mereka pada raksasa perusahaan! 
Para pelajar dan kami mahasiswa! menitipkan nasib pada pendidikan mahal, bersistem kolonial amburadul, yang kalian berikan sewaktu kami berada di ruang kelas, yang membawa masa depan kami kepada ketidakjelasan, menjadi pengangguran, putus sekolah, sampai beradu dengan kerasnya aspal jalanan! 
Para pelacur disetiap gemerlap kota, menitipkan nasib kepada setiap selembar uang yang kalian hamburkan, kelihaian kalian diatas ranjang, yang membuat kalian mengatakan mereka adalah penyakit di dalam negeri ini! 
Masyarakat pinggiran, menitipkan nasib, pada jaminan-jaminan kesehatan yg kalian promosikan, lalu membuat mereka harus kehilangan nyawa sebelum sampai ke rumah sakit... Harus menahan lapar, karena dana bansos kalian sunat untuk membeli sebotol whisky lalu mabuk diatas derita mereka! 
Fakkk!!! 
Hoiii!
Kalian berjanji bahkan bersumpah akan menegakkan keadilan! Jangan bercanda! 
Munir, wiji thukul, marsinah, kawan-kawan kami yang kalian tangkap, kalian bunuh, demi memenuhi janji keadilan kalian! 
Kamiiii menolak lupaaa! 
Kalian janjikan kesejahteraan! 
Lahan petani kulon progo kalian jadikan bandara, tanah wadas akan kalian tambang, rakyat pancoran terus dihantui dengan penggusuran paksa, tamansari diratakan dengan tanah, ibu-ibu di tanah sumatera utara kalian paksa bertalanjang dada, hutan-hutan di kalimantan dan sumatera kalian ganti dengan kelapa sawit, srikandi-srikandi kendeng menyemen kakinya dan meregang nyawa, rakyat urut sewu dan pakel kalian hantam membabi buta, sangihe, pasar griya, malang sari, jomboran sampai pulau di ujung timur sana, 
tanah bintang kejora! 
YANG MASIH KALIAN KLAIM SEBAGAI WILAYAH INDONESIA
kalian paksa ras melanesia cinta terhadap garuda
Kalian jejal kepala mereka dengan pancasila
Kalian lontarkan hinaan rasis pada mereka
Kalian tuduh mereka tidak berpendidikan dan tak beradab
Kalian tangkap mama-mama papua yang berdagang demi kebutuhan keluarganya
Kalian rampok emas mereka
Kalian perkosa para perempuannya
Kalian bakar kampung-kampung mereka
Kalian todongkan senjata, lalu kalian bunuh setiap hari masyarakatnya
HOOOIIII!!!!! 
dalam keyakinan kami, sampai raga ini mati!
Akan Terus kami perjuangkan, 
akan terus kami teriakkan!
FREE WEST PAPUA! 
Tanamkan dalam kepala kalian, catat baik-baik, wahai orang-orang yang mendaku sebagai bagian dari rakyat! 
Kutulis syair ini sebagai pamflet masa darurat, sebagai pesan peringatan! 
Camkan! Bila kalian abaikan, akan meledak!!
menjadi perang akhir zaman yang akan memberangus kepalsuan kepalsuan yang kalian berikan! 
Akan membakar setiap diktat-diktat pencurian yang kalian rencanakan, 
akan menghancurkan singgasana-singgasana baja yang terus kalian bangun dan ciptakan! 
Sekali lagi kami ingatkan! 
Agar menjadi mimpi buruk kalian di setiap malam! 
Karena kami akan terus ada
Kami akan terus berlipat ganda! 
Kami ada bukan hanya sebagai pembawa pesan! 
Kami adalah serdadu-serdadu pembebasan! 
Yang kelak,  di atas tanah ini, 
akan mengibarkan bendera kemenangan! 
Pancoran, 30 juni 2022
Jolly Jeremy Ropalemba
(Dibalik jeruji besi)
Comments
Post a Comment