Kampus merdeka merupakan salah satu kebijakan yang di instruksikan oleh bapak mentri gojek Indonesia eh salah, ,maksudnya bapak mentri pendidikan nadiemmakarim yang kemudian menjadikan awal mula akarpersoalan gagasan kampus merdeka yang hari inimenjadi legitimasi seluruh kampus di Indonesia yang seolah menjadi penyalur tenaga kerja terdidik produktifupah murah. Mengapa demikian? Karena dengan diterapkan kebijakan itu pula mahasiswa di relevansikan yang dikemudian hari akan menjadi buruhterdidik sejak menapaki awal perkuliahan di semester 5, di balik kebijakan ini penulis bertanya ? Kepentingan siapakah kampus merdeka tsb?Mahasiswa? Atau untuk kepentingan kaum turis ataupemodal hehe?
Mengapa demikian? Karena apabila kebijakan tersebutberdalih untuk memberikan siasat pengalaman kerjaterhadap mahasiswa ,   bukankah saat ini kita memilikijalan untuk mendapatkan pengalaman kerja melaluiPKL, magang, atau pun kerja praktir yang rentan waktuhanya 2 samp ai 3 bulan saja. Waduh waduh tapidengan munculnya regulasi kampus merdeka ini, inimalah merucut keberpihakan kampus secara terangbenderang berada di kaum pemodal dengan memberiknotoritas terhadap kampus untuk memberikan instruksikerja praktir dengan jangka waktu 1 tahun terhadapmahasiswanya
Lalu mengapa kita patut mencurigai kebijakan inidilatar belakangi kepentigan kaum pemodal?bahwamemang secara terang benderang kita melihatpendidikan hari ini masih bersifat komersialisasi yang sama sekali tidak menunjukan asas kritisme terhadapmahasisswanya,hmmm..
Masih ingat sistem kerja outssorsing atau sistem kerjakontrak?? dimana buruh tidak memiliki hak pesangonketika sewaktu waktu hendak di PHK. Ini membuatsaya sebagai penulis berfikir seperti ada korelasi antarasistem outsorsing dengan kebijakan kampus merdeka, wah ini akan berdampak terhadap kaum intelektualyang akan menjadi tenaga kerja pencetak kaumpemodal  
Kampus merdeka merupakan metode politis yang menjadi strategi atas persekongkolan busuk antar monarki penguasa yang ada di dalam Negara pun pula  terhadap birokrat yang terus menyongsong kedalam lingkaran aneksasi, pendidikan yang ada di indonesia, termasuk kampus kamu hahah.  kampus bukan lagi wadah pembekalan bagi kaum intelektual (aghen of change)  yang serta merta meng kritisi ke adaan sosial terlepas dari kesejahteraan kaum buruh kaum tani dan kelompok matjinal manapun,  tak lupa juga dari pada itu, pendidikan yang ter lihat secara praktik hari ini adalah pendidikan non kebebasan ( anti demokrasi ) bagaiaman aspirasi mahasiswa yang tergolong memiliki kebebasan berpendapat ”seolah olah seperti air seni yang secara diam diam mengalir di sudut sudut keramik WC hehe.. 
secara ideologi memiliki versi yang melintasi pola pikir chauvinis nasionalis , ada yang berkata dengan teriak “ saya indonesia “ NKRI harga mati “ sangat mudah , namun itu sangat menegasikan gerak mahasiswa yang tergolong chauvinis nasionalis hehehe
dalam kebijakan kampus sering terlihat secara struktural pembungkaman pembungkaman ruang demokrasi yang mencekik mahasiswa , mulai dari cuti sepihak karena kurangnya garis ekonomis yang tak ter bekalkan oleh negara (country) di tambah sistem pendidikan yang kapitalistik, hadueeh pantesan anak buruh susah dan mati matian mempersekolahkan anaknya , lantas jadi buruh lagi saja dia hehehehe
di tengah situasi corona , secara diam diam nkri menyimpan data failed terkait virus covid -19
200 tahun lalu kita telah mengalami situasi virus seperti hari ini, ribuan manusia meninggal pada kala itu ( pulau jawa pada tahun 1820 ) terjangkit virus kolera, ada juga asia timur beribu orang orang terkena dampak kolera,
Comments
Post a Comment